29 June 2009

Osis: Untuk Apa?

Tujuan pendidikan adalah mengusahakan agar para siswa dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya. Manusia yang utuh tersebut memiliki keseimbangan antara kemampuan intelektual, mental, emosional, dan spiritualnya. St. Kartono dalam bukunya ‘Menebus Pendidikan yang Tergadai’ memberi rumusan bahwa ‘membentuk manusia seutuhnya’ harus diwujudkan dengan memberi perhatian secara berimbang pada tiga komponen --otak, hati, dan tangan— dalam pembentukan pribadi siswa. (2002:5)

OSIS adalah salah satu kegiatan kesiswaan dengan keanggotaan bersifat wajib dan menyeluruh yang diselenggarakan sekolah untuk membantu siswa menyelaraskan fungsi otak, hati, dan tangannya. Lewat OSIS diharapkan kita dapat belajar siapa diri kita sebenarnya, sebagai pribadi, kelompok, organisasi, dan bagian masyarakat bangsa dan negara Indonesia. (Harefa, 2001:14)

OSIS diharapkan dapat menjadi wadah untuk mengembangkan segi sosial, religi, budi pekerti, dan mengimbangi kegiatan olah otak yang berlangsung di kelas. Karena itu, seharusnya program OSIS diarahkan pada ‘character building & leadership’ sehingga dapat menggiring siswa lebih dekat ke sasaran pendidikan yakni membentuk manusia yang utuh. Sayangnya, fakta yang terjadi di sekolah kita tidak seperti teorinya. OSIS dan programnya belum mampu menjawab kebutuhan akan sarana pengembangan karakter dan kepemimpinan bagi semua siswa. Sejauh ini, tujuan/ focus yang hendak dicapai dalam setiap periode kepengurusan masih kabur.

Kebanyakan kegiatan berjalan adanya, tanpa disadari oleh semua pihak apa maknanya, apa tujuannya, nilai apa yang diharapkan diperoleh. Pelaksanaannya menjadi sebatas karena rutinitas dan ‘kewajiban’ melestarikan tradisi.

Program OSIS yang cuma berisi sepenggal-sepenggal kegiatan (seolah Osis adalah event organizer yang mengatur Valentine-an, Kartinian, classmeeting, Agustusan), menyebabkan kebutuhan akan media belajar dan berekspresi yang eksis tidak terpenuhi. Ruang dimana siswa berkesempatan latihan berpikir, berpendapat, jujur, peka, berimajinasi, bertanggung jawab, dan ‘membiasakan diri’ menjadi manusia utuh sulit ditemukan.

Di SMP saya dulu, (SMP? Bayangkan!) Ada mading yang terbit 2 mingguan dan digarap bergantian tiap kelas. Mading itu menjadi ajang sharing pendapat, tempat untuk bicara menanggapi masalah yang terjadi di masyarakat atau sekolah. Disadari atau tidak, mading itu kemudian juga melatih disiplin, tanggung jawab, kreativitas, bahkan kesetiakawanan. Bagaimana dengan Jeungjing?? Bukankah kian hari siswa seharusnya butuh punya lebih banyak ruang untuk melatih semua itu?

OSIS yang berfungsi tidak maksimal mengakibatkan berkurangnya kesempatan menyeimbangkan fungsi otak, hati, dan tangan anggotanya sehingga tujuan pendidikan tidak tercapai. Dampaknya, bisa dilihat. Banyak orang berusia dewasa, tapi belum menunjukkan kematangan dalam berpikir, bertindak, dan merasa. Hasilnya adalah munculnya koruptor, pengangguran, teroris, dan ketidakberesan lain. Hal ini akan berlanjut bila dari sekarang generasi mudanya tidak dipersiapkan dengan benar untuk menjadi manusia yang kritis, rasional, bertakwa, bermoral, cinta tanah air.

OSIS kita harus dikembalikan lagi ke fungsi asalnya. OSIS perlu dibenahi. Pembenahan ini mungkin ketika semua pihak mau kerja bareng melakukannya. Pengurus OSIS belajar lebih peka melihat kebutuhan sarana aktualisasi diri teman-teman, dan mau susah-susah memaknai kembali kegiatan yang sekarang seperti kehilangan ‘identitas’. Pendamping OSIS mau menjalankan tugasnya dengan total, yakni dengan cara mempercayai siswa untuk mencoba melakukan sesuatu dengan caranya sehingga dapat belajar dari kesalahan. Anggota OSIS mau ikut aktif mendukung terciptanya atmosfer pendidikan yang sedang berusaha diciptakan. Dan, pihak-pihak lain, (guru, kurikulum, humas, orangtua/wali) mau belajar bersikap terbuka bahwa putra-putrinya membutuhkan proses belajar lain di luar bid. akademis.

Pembenahan ini mendesak! Pemenuhan kebutuhan akan hadirnya orang-orang yang tangguh dalam ilmu, kepribadian, kepemimpinan, dan hub. sosial tidak bisa lagi ditunda. Leader in education, education for leader, semoga visi sekolah ini bisa diwujudkan melalui program OSIS yang makin berkualitas, inspiratif, inovatif, dan bermanfaat bagi diri pribadi dan sesama. Semoga!

0 Comments:

blogger templates | Make Money Online