12 May 2009

Kekerasan guru terhadap siswa, pro atau kontra?

Dewasa ini tindakan kekerasan (hukuman) guru terhadap anak sering menjadi bumerang dan berbalik ke guru dan sekolah. Menghadapi isu ini banyak pengambil kebijakan sekolah mengambil jalan aman dengan mewanti-wanti para guru agar tidak menerapkan hukuman fisik pada siswa.

Kehawatiran sekolah cukup beralasan mengingat dalam beberapa kasus tindak kekerasan yang dilaporkan baik kepada aparat penegak hukum atau media masa berdampak buruk bagi karir guru serta citra sekolah dimata publik.

Hukuman (dan penghargaan) adalah bagian dari metode pendidikan, lalu apakah hukuman fisik seperti menjewer, menampar atau tindakan fisik lainnya bisa dibenarkan?

Ada dua kasus menarik yang terjadi di lingkungan sekitar saya. Pertama mengenai seorang anak (dari rekan guru), yang ditampar dan berakibat luka pada matanya. Meski telah diselesaikan secara kekeluargaan, ternnyata ada beban mental yang dipkul si anak untuk terus bersekolah disitu.

Kasus kedua menganai seorang kerbat guru yang dilaporkan kepolisi karena menampar siswanya. Sekali lagi ini bisa diselesaikan secara baik atas bantuan mediasi sang kepala polisi.

Kepada orangtua pelapor dan siswa korban, ia menceritakan pengalamannya saat sekolah dan sering dijewer, ditampar guru. “Kalau saya dibiarkan berbuat nakal, barangkali saya tidak akan jadi seperti sekarang ini. Malah jadi pencuri atau pelaku kriminal lainnya” jelas sang kepala polisi waktu itu.

Kembali ke duduk permasalahan, apakah hukuman fisik di sekolah masih bisa di tolerir?

0 Comments:

blogger templates | Make Money Online