warnetMenurut saya (orang awam), pembelajaran berbasis internet ini tidak akanberjalan dengan baik yaitu bisa efektif dan efesien untuk semua kalangan, terutama untuk kalangan menengah kebawah. Mungkin bagi sebagian orang hal ini sangat membantu, misalnya untuk anak ibukota yang berperan ganda sebagai seorang model atau bintang film kejar tayang (stripping) yang mengharuskannya shotting siang malam, sehingga dia tidak bisa mengikuti kegiatan pembelajaran seperti anak sekolahan biasanya, maka home scholling (salah satu pembelajaran yang memanfaatkan internet) solusinya. Namun untuk masyarakat indonesia yang memiliki perekonomian rendah, terutama masyarakat di daerah-daerah, hal ini mungkin masih jauh untuk dicapai. Selain biaya akses internet di negeri ini yang masih sangat mahal (kalaupun murah, kebanyakan hasil mengecewakan), begitu pula dengan pemanfaatan penyedia jasa internet (warnet), meskipun kita bisa mengakses internet dengan mudah dan murah melalui warnet tersebut, namun hanya sedikit yang mau memanfaatkannya untuk pembelajaran yang berbasis internet ini. Kebanyakan dari mereka para pelajar (anak-anak, remaja, dan mahasiswa yang pernah saya temui di warnet-warnet di banjarmasin) lebih memilih mengakses situs-situs jejaring sosial, chatting, googling, dan bermain game online. Ada juga yang pergi ke warnet hanya untuk membuka situs-situs porno, dan parahnya lagi bahkan ada yang memanfaatkan warnet hanya untuk berbuat mesum dengan pasangan mereka. Sungguh sesuatu yang jauh dari dunia pendidikan. Kebanyakan dari mereka (user dibawah 20 tahun ) yang mengakses internet lebih memilih situs-situs jejaring sosial (friendster, facebook, etc), chatting, dan game online karena pengemasan dan fitur-fitur yang ditawarkan situs-situs itu sendiri yang jauh memberikan kesan dan menarik ketimbang situs-situs edukasi di indonesia. Kemampuan situs-situs seperti frindster, facebook, game online, dan chatting dalam memberikan kepuasan dan tantangan tersendiri bagi para user membuat para user-user tersebut terus dan terus mengunjungi situs-situs tersebut. Kebanyakan mereka lebih memilih akses internet untuk media hiburan ketimbang untuk pembelajaran berbasis internet. Kalaupun juga ada yang memanfaatkannya untuk pendidikan, kebanyakan hanya mengunjungi situs-situs tertentu sebagai bahan referensi dari tugas-tugas kuliah, pekerjaan rumah, dsb. Tentu masih jauh proses pembelajaran, karena pembelajaran yang sebenarnya tidak hanya melalui tahapan membaca dan memahami informasi terkait, namun juga memerlukan tahapan-tahapan lain yang jauh lebih penting seperti pembimbingan dari yang ahli, dsb.
Namun dibalik semua itu, saya sudah sangat besyukur dengan perkembangan pengetahuan informasi dan teknologi bangsa kita ini, sudah banyak orang yang bisa bermain komputer dan berselancar di dunia maya. Semoga hal ini juga bisa berdampak positif bagi dunia pendidikan di negeri kita tercinta INDONESIA ini. Amien. . .
12 May 2009
Pembelajaran berbasis internet
Posted by kuncenjeungjing2 at 10:35 AM
Labels: TIK SMPN 2 Selaawi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Comments:
Post a Comment